top of page
Search

Penggunaan Aktutor dalam IoT: Definisi dan Contoh Perangkat

Revolusi industrri 4.0 membawa banyak perubahan baru. Diantaranya termasuk Internet of Things, sebagai salah satu komponen penopang selain kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence) atau big data dan penopan lainnya. Internet of Things telah banyak merubah bagaimana orang-orang berinteraksi terhadap suatu data, benda, atau bahkan sesama manusia. Setiap perubahan yang ada disebabkan dengan modernisasi perangkat maupun sistem pemrograman dalam Internet of Things yang terus melewati pembaharuan. Memberikan banyak opsi atau pilihan penggunaan pada perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunaknya (software). Terlebih untuk perangkat keras, spesifikasi dan versi bersifat heterogen. Heterogen disini memiliki arti beragam jenis. Satu aktuator dapat memiliki beragam sepsifikasi yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Lantas, apa sebenarnya aktuator itu dalam konteks Internet of Things? Untuk lengkapnya, simak bacaan berikut!

 

Apa Itu Aktuator?

Aktuator dalam konteks Internet of Things adalah suatu pernagkat keras (hardware) yang bertindak sebagai pelaksana perintah secara fisik (output) dari data-data yang diinputkan oleh sensor ataupun mikrokontroler. Umumnya, pada Internet of  Things, terdapat dua komponen yang sering dikenali yakni sensor dan aktuator. Keduanya tentu merupakan dua perangkat keras yang berbeda fungsi. Penjelasan singkatnya, aktuator adalah perangkat eksekutor yang bergerak sesuai dengan perintah dari sistem sensor dan mikrokontroler.

 

Contoh dari Perangkat Aktuator

1. Lampu LED

Mulai dari perangkat aktuator yang paling sederhana yakni Lampu LED. Untuk pemula, biasanya hardware ini cukup intens untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran awal. Jika kamu mengawali sesi belajar Internet of Things dengan mengimplementasikan lampu LED, kamu sudah termasuk mempelajari perangkat akuator. Lampu LED ini berperan sebagai aktuator dikarenakan output berupa lampu yang menyala. Ia melaksanakan perintah sesuai dengan kode program yang ditransmisikan pada mikrokontroler dengan bantuan aplikasi software tertentu, contohnya Arduino IDE. Dalam penggunaannya, Lampu LED ini terkadang digunakan sebagai penanda dari warning system. Pola nyala lampu dapat dibuat berkedip dalam interval waktu tertentu sesuai kode program yang kamu ketikkan pada terminal.

2. Motor Servo

Dilansir dari laman arduinoindonesia.id, motor servo merupakan perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol feedback loop tertutup (close loop), sehingga dapat memastikan dan menentukan posisi sudut dari poros output motor. Motor servo ini dapat berputar atau feedback look tertutup (close loop) dengan tig avariasi derajat. Close loop tersebut dapat dimulai dengan putaran sebesar 0°, 90°, dan 180°. Aktuator ini biasanya digunakan untuk menggerakan mesin-mesin pabrik yang pola gerkannya berputar, Namun, tentu motor servo untuk jenis project yang besar, memiliki ukuran yang disesuaikan dengan mesin. Untuk project kecil sederhana, motor servo yang digunakan jenis Tower Pro Micro Servo 99.

3. Speaker Buzzer

Speaker Buzzer, sejalan dengan namanya, aktuator ini memiliki fungsi yang mirip dengan speaker biasa yakni untuk mengeluarkan geombang bunyi. Namun, ukurannya jauh lebih minimalis. Penggunaan daya yang dikeluarkan untuk mengaktifkan speaker buzzer ini tidak sebesar speaker biasa. Speaker Buzzer ini memiliki dua kaki yang berbeda kegunaannya. Satu kakinya memiliki aliran positif (+) dan negatif (-). Kaki dengan aliran negatif dapat dihubungkan dengan Pin GND (Ground) pada mikrokontroler dan untuk kaki positif dapat dikoneksikan dengan Pin VCC, 5V, atau pin bermuatan positif lainnya contohnya Pin1, Pin 2, Pin 3, dan seterusnya. Kamu bisa memilih salah satunya. Perangkat aktuator ini juga dapat diprogram untuk dapat mengeluarkan gelombang bunyi sesuai dengan nada yang diinginkan melalui kode programnya. Tetapi kamu harus teliti mengatur kunci nada (do, re, mi, fa, so, la, si, do) dan interval waktu panjang pendeknya nada tersebut.

4. Relay

Dilansir dari laman website arduinoindonesia.id, relay merupakan perangkat keras yang berfungsi untuk mengontrol perangkat listrik eksternal seperti motor, lampu dan peralatan rumah tangga lainnya menggunakan platform Arduino. Relay ini memiliki 3 soket umum yaitu COM, NC, dan NO. COM merupakan kepanjangan dari Common, NC untuk Normally Close, dan NO untuk Normally Open. Sedangkan pinout relay dengan dua channel memiliki tujuh jenis yakni VCC, IN1, IN2, dan GND. Unutk pinout relay denga satu channel hanya terdiri dari IN, VCC, dan GND. Selain itu juga terdapat VCC. GND, JD-VCC. Relay ini merupakan aktuator yang dapat mengonversikan listrik dengan teganan kecil menjadi lebih besar menggunakan gelombang elektromagnet. Jika berfungsi dengan baik, aktuator ini akan memberikan tanda dengan menyalanya lampu indikator secara bergantian. Biasanya berwarna merah (status relay) dan hijau (power) yang juga disertai dengan bunyi yang khas.


 

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aktuator merupakan perangka keras dengan fungsi sebagai pelaksana perintah secara fisik yang memberikan output atas komando dari sistem input melalui sensor dan mikrokontroler. Ketiga komponen ini saling bekerja sama untuk dapat memberikan output optimal sesuai kode program. Sebenarnya, masih bayak macam aktuator yang lainnya, namun, aktuator yang sering dijumpai adalah lampu LED, speaker buzzer, relay, dan motor  servo. Keempatnya merupakan refleksi dari masifnya perkembangan teknologi Internet of Things di era revolusi industri 4.0 Sudah seharusnya,sebagai generasi emas penerus bangsa, mencoba untuk membuka mata terhadap teknologi dan mulai beradaptasi untuk dapat memanfaatkannya dengan baik sesuai kebutuhan. Nah, seperti itulah penjelasan mengenai aktuator dalam IoT dai definisi hingga penjelasan dari setiap perangkatnya. Semoga bermanfaat dan selamat berkarya!

 

PT. Karya Merapi Teknologi


Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!


Sumber:


 

260 views0 comments

Comments


bottom of page