top of page
Search

Mengenal Ekosistem Blockchain: Ethereum 2.0

Writer's picture: DINDA S. ARIANTIDINDA S. ARIANTI

Updated: 6 days ago

Blockchain, menjadi salah satu inovasi teknologi paling relevan selama satu dekade terakhir. Dengan sistem desentralisasi dan transparansi tinggi, blockchain merevolusi berbagai industri, terutama dalam sektor keuangan dan teknologi. Ethereum adalah salah satu blockchain yang paling populer dan banyak digunakan dalam dunia kripto dan aplikasi terdesentralisasi (DApps). Namun, sebelum adanya upgrade ke Ethereum 2.0, jaringan ini menghadapi beberapa tantangan seperti biaya transaksi yang tinggi dan konsumsi energi besar. Dengan hadirnya Ethereum 2.0, berbagai perubahan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan ekosistem Ethereum. Dengan adanya upgrade Ethereum 2.0 diharapkan mampu membawa blockchain jauh ke tingkat yang lebih baik, memungkinkan lebih banyak pengguna untuk berpartisipasi, serta menciptakan lingkungan yang lebih ramah lingkungan.


Mengenal Blockchain dan Ethereum

Blockchain pada dasarnya adalah buku digital terdistribusi yang mencatat transaksi, menyimpannya pada blok-blok dan terhubung oleh suatu rantai tanpa pihak ketiga. Diciptakan oleh Vitalik Buterin pada tahun 2015, Ethereum menjadi blockchain pertama yang memperkenalkan konsep smart contract secara luas. Smart contract atau kontrak pintar adalah program komputer yang berjalan di atas blockchain dan secara otomatis mengeksekusi kesepakatan ketika syarat-syarat tertentu terpenuhi. Ini membuka peluang bagi berbagai aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang jauh melampaui mata uang digital, menjadikan Ethereum platform blockchain terpopuler untuk pengembangan aplikasi.


Evolusi dari Ethereum 1.0 ke Ethereum 2.0

Ethereum versi 1.0 menggunakan mekanisme konsensus Proof of Work (PoW) yang memiliki beberapa keterbatasan. Proses penambangan memerlukan daya komputasi dan listrik yang sangat besar, menyebabkan jejak karbon yang serius. Ethereum 1.0 mampu memproses sekitar 15-30 transaksi per detik, jauh di bawah kebutuhan untuk adopsi massal. Ketika jaringan sibuk, biaya gas bisa melambung tinggi, membuat aplikasi tertentu tidak praktis untuk digunakan. Menyadari keterbatasan tersebut, komunitas Ethereum mulai mengembangkan solusi ambisius yaitu Ethereum 2.0. Tonggak terpenting dalam evolusi ini adalah "The Merge" yang terjadi pada September 2022, menandai transisi dari PoW ke Proof of Stake (PoS).


Arsitektur Ethereum 2.0

1 .Proof of Stake vs Proof of Work

Berbeda dengan sistem PoW yang memerlukan daya komputasi tinggi dan konsumsi energi sangat besar, sistem PoS memilih validator untuk membuat blok baru berdasarkan jumlah koin yang mereka pertaruhkan sebagai jaminan. PoS menjadikan Ethereum lebih efisien dan demokratis. Validator dipilih berdasarkan jumlah ETH yang di pertaruhkan, konsumsi energi jauh lebih rendah, dan lebih inklusif karena tidak memerlukan hardware khusus yang mahal. Untuk menjadi validator, seseorang harus menyimpan minimal 32 ETH sebagai jaminan. Jika validator bertindak tidak jujur, sebagian ETH yang di pertaruhkan dapat diambil sebagai hukuman, memastikan integritas sistem tetap terjaga melalui insentif ekonomi.


2. Sharding: Solusi Skalabilitas

Sharding adalah teknik pemecahan database menjadi potongan-potongan yang lebih kecil (shard) yang beroperasi secara paralel. Bayangkan Ethereum sebagai jalan raya tunggal yang penuh sesak. Sharding seperti menambahkan banyak jalan raya paralel, sehingga lalu lintas dapat didistribusikan dan keseluruhan sistem menjadi lebih efisien tanpa mengorbankan keamanan atau desentralisasi. Ethereum 2.0 berpotensi mampu memproses hingga 100.000 transaksi per detik, jauh melampaui sistem pembayaran tradisional dan membuka kemungkinan untuk adopsi massal teknologi blockchain.


Dampak Ethereum 2.0

1. Efisiensi Energi

Dengan beralih ke PoS, konsumsi energi Ethereum turun drastis sekitar 99,95%. Ini merupakan langkah besar menuju blockchain yang lebih ramah lingkungan dan menjawab kekhawatiran para kritikus teknologi ini. Penurunan konsumsi energi ini tidak hanya baik untuk bumi, tetapi juga memperbaiki citra publik terhadap teknologi blockchain secara keseluruhan yang sering dikritik karena dampak lingkungannya.

2. Skalabilitas dan Biaya Transaksi

Diharapkan dengan peningkatan kapasitas jaringan melalui sharding, biaya gas akan turun signifikan. Ini membuka pintu bagi berbagai kasus penggunaan baru yang sebelumnya tidak layak secara ekonomi. Game blockchain yang memerlukan banyak transaksi on-chain akan menjadi lebih layak untuk dikembangkan. Memungkinkan mikro pembayaran dan transfer nilai kecil antar pengguna yang sebelumnya terhambat oleh biaya gas yang tidak proporsional. Produk keuangan terdesentralisasi (DeFi) akan menjadi lebih inklusif, memungkinkan pengguna dari berbagai kalangan ekonomi untuk berpartisipasi.


Tantangan dan Kritik

Meski dengan semua peningkatan yang ada, Ethereum 2.0 tidak luput dari tantangan. Implementasi PoS pada skala sebesar Ethereum membawa risiko keamanan tersendiri yang harus terus dievaluasi dan ditingkatkan. Persaingan dari blockchain lain seperti Solana, Cardano, dan Polkadot yang menawarkan fitur serupa juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Keseluruhan proses evolusi ke Ethereum 2.0 merupakan proses bertahap dan kompleks yang membutuhkan koordinasi dari ribuan pengembang dan jutaan pengguna di seluruh dunia.


Peluang Investasi

Transisi ke Ethereum 2.0 membuka berbagai peluang investasi baru di ekosistem. Staking ETH memungkinkan pemilik token memperoleh pendapatan pasif dari rewards staking yang berkisar antara 3-5% per tahun, menciptakan model investasi baru dalam kripto. Proyek-proyek layer 2 seperti Optimism dan Arbitrum yang membangun solusi skalabilitas di atas Ethereum menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik. Protokol keuangan terdesentralisasi yang akan mendapat manfaat dari peningkatan skalabilitas dan efisiensi Ethereum 2.0 juga menjadi perhatian para investor yang mencari peluang di sektor ini.


Prospek Masa Depan Ethereum

Visi jangka panjang Ethereum meliputi penciptaan blockchain yang stabil dan andal, sebuah platform yang "membosankan" karena berfungsi dengan sempurna tanpa gangguan. Tim pengembang juga fokus pada kegunaan nyata dengan menciptakan aplikasi yang memberi nilai konkret bagi masyarakat, bukan sekadar spekulasi. Desentralisasi radikal menjadi prinsip fundamental, dengan upaya berkelanjutan untuk menghindari konsentrasi kekuasaan di semua level sistem.


Ethereum 2.0 mewakili salah satu usaha rekayasa software paling ambisius dalam sejarah teknologi blockchain. Dengan mengatasi tiga masalah utama blockchain yaitu skalabilitas, keberlanjutan lingkungan, dan inklusivitas, diharapkan Ethereum 2.0 dapat membuka pintu bagi adopsi blockchain yang lebih luas. Meskipun perjalanan menuju implementasi penuh masih berlanjut, dampak potensial pada ekosistem teknologi terdesentralisasi tidak bisa diremehkan. Bagi mereka yang tertarik dengan masa depan web terdesentralisasi, perkembangan Ethereum akan tetap menjadi hal yang patut diperhatikan dalam tahun-tahun mendatang. Tertarik untuk berinvestasi? Pastikan anda telah membaca keseluruhan artikel ini untuk mendapat pengetahuan tambahan tentang BlockChain: Ethereum 2.0. Semoga bermanfaat dan selamat berkarya!


PT. Karya Merapi Teknologi

 

Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!


Sumber:


Comments


Kami fokus dalam mendukung IoT Enthusiast untuk berkarya dan menghasilkan solusi teknologi, dari dan untuk negeri. Dalam perjalanannya, kami percaya bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam menghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa.

Phone: +62 813-9666-9556

Email: contact@kmtech.id

RESOURCES

  • YouTube
  • Instagram
  • Facebook
  • LinkedIn

© 2023 by KMTek

bottom of page