sumber: makeradvisor.com
Bagi temen-temen IoT pasti sudah tidak asing lagi dengan mikrokontroler yang berfungsi sebagai otak atau pengendali dari rangkaian elektronik untuk suatu tujuan tertentu. Pada umumnya kita mungkin sudah familiar dengan istilah “ARDUINO“, “ATmega“, dan “NodeMCU”, nah pada kesempatan kali ini kita akan bahas bersama mengenai varian lain dari mikrokontroler yaitu ESP8266 dan ESP32. Simak penjelasannya yuk!
ESP8266 Series
ESP8266 merupakan modul wifi yang berfungsi sebagai perangkat tambahan mikrokontroler seperti Arduino agar dapat terhubung langsung dengan wifi dan membuat koneksi TCP/IP. Selain itu modul ini berbasis SOC (Single on Circuit) yang menjadikan perangkat ini dapat juga digunakan tanpa bantuan mikrokontroler lain. Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3V dan memiliki tiga mode wifi yaitu Station, Access Point dan Both (Keduanya). Modul ini juga dilengkapi dengan prosesor, memori dan GPIO dimana jumlah pin bergantung dengan jenis ESP8266 yang kita gunakan.
sumber: embeddednesia.com
Pada gambar diatas dapat kalian lihat berbagai macam model dari modul ESP8266, mulai dari esp-01 sampai dengan esp-14. Semua seri diatas hanyalah modul saja dan tidak dilengkapi dengan board tambahan sehingga kita harus membuat board-nya sendiri.
ESP32
sumber: www.espressif.com
ESP32 adalah mikrokontroler yang dikenalkan oleh Espressif System dan merupakan penerus dari mikrokontroler ESP8266. Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul wifi dalam chip sehingga sangat mendukung untuk membuat sistem aplikasi Internet of Things. Terlihat pada gambar di atas merupakan pin out dari ESP32. Pin tersebut dapat dijadikan input atau output untuk menyalakan LCD, lampu, bahkan untuk menggerakan motor DC.
Pada pin out tersebut terdiri dari :
18 ADC (Analog Digital Converter, berfungsi untuk merubah sinyal analog ke digital)
2 DAC (Digital Analog Converter, kebalikan dari ADC)
16 PWM (Pulse Width Modulation)
10 Sensor sentuh
2 jalur antarmuka UART
Pin antarmuka i2C, i2S, dan SPI
Oh ya! perlu diketahui bahwa ESP32 ini memiliki tegangan operasi 3.3V! jadi ketika kalian sedang membuat suatu rangkaian elektronik menggunakan ESP32 harus di perhatikan bahwa suplay listrik pada rangkaian tidak boleh lebih dari 3.3V. Jika tegangan di atas 3.3V diberikan pada rangkaian yang menggunakan ESP32 tentu akan merusak ESP32.
Perbedaan Antara ESP8266 dengan ESP32
Berikut ini merupakan perbedaan mendasar antara ESP8266 dengan ESP32:
a. ESP8266
MCU : Xtensa Single-core 32-bit L106
Wi-Fi : 802.11 b/g/n tipe HT20
Bluetooth : Tidak ada
Typical Frequency : 80 MHz
SRAM : Tidak ada
Total GPIO : 17
Total SPI-UART-I2C-I2S : 2-2-1-2
sumber: teachmemicro.com
Resolusi ADC : 10 bit
Suhu operasional Kerja : -40ºC to 125ºC
Sensor di dalam module : Tidak ada
Harga di pasaran : Rp. 30.000 – 350.000
b. ESP32
MCU : Xtensa Dual-Core 32-bit LX6 with 600 DMIPS
Wi-Fi : 802.11 b/g/n tipe HT40
Bluetooth : Tipe 4.2 dan BLE
Typical Frequency : 160 MHz
SRAM : Ada
Total GPIO : 36
Total SPI-UART-I2C-I2S : 4-2-2-2
Resolusi ADC : 12 bit
sumber: nyebarilmu.com
Suhu operasional Kerja : -40ºC to 125ºC
Sensor di dalam module : Touch sensor, temperature sensor, hall effect sensor
Harga di pasaran : Rp. 100.000 – 650.000
Pada dasarnya ESP32 merupakan penerus dari module ESP8266. Pada ESP32 terdapat inti CPU serta Wi-Fi yang lebih cepat, GPIO yang lebih, dan mendukung Bluetooth 4.2 serta konsumsi daya yang rendah. Dari segi harga, untuk ESP32 dipasaran dijual dengan range harga antara Rp. 100.000 – 650.000 sedangkan untuk ESP8266 dijual dengan range harga antara Rp. 30.000 – 300.000.
Dikarenakan pada ESP32 memiliki lebih banyak pin GPIO dibanding dengan ESP8266, maka dapat diputuskan pin mana yang akan difungsikans sebagai UART, I2C, atau SPI sesuai dengan kode program yang akan dibuat. Selain itu memungkinkan karena terdapat fitur multiplexing pada chip ESP32 yang memungkinkan untuk menggunkan beberapa fungsi pada pin yang sama.
Kesimpulannya
Module ESP8266 dipasaran memang harganya lebih murah daripada ESP32. Meskipun tidak memiliki banyak fungsi, namun modul ESP8266 dapat berfungsi dengan baik untuk sebagian besar proyek IoT sederhana. Selain itu, karena modul ini lebih dahulu diperkenalkan di publik maka jauh lebih banyak didukung dalam hal perangkat lunak, dan kalian mungkin lebih mudah menemukan library yang kompatibel untuk modul ESP8266 ini. Namun, modul ini memiliki beberapa keterbatasan ketika pemetaan GPIO, dan mungkin tidak memiliki cukup pin untuk projek yang ingin kalian lakukan.
ESP32 jauh lebih kuat daripada ESP8266, berisi lebih banyak GPIO dengan banyak fungsi, Wi-Fi lebih cepat, dan juga mendukung Bluetooth. Namun, ESP32 juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, harganya lebih mahal daripada ESP8266. Jadi, jika Anda membuat proyek IoT sederhana, ESP8266 mungkin melakukan yang lebih pas untuk harga yang lebih rendah. Selain itu, karena lebih baru daripada ESP8266, tidak semua perangkat lunak telah dikembangkan untuk memanfaatkan fungsionalitas ESP32, ada lebih sedikit dukungan, dan lebih banyak bug.
Referensi:
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda, Jika ada saran, kritik maupun pertanyaan silahkan kirim pesan ke:
PT. Karya Merapi Teknologi
Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri! YouTube:https://www.youtube.com/c/KMTekIndonesia Instagram:https://www.instagram.com/kmtek.indonesia/ Facebook:https://www.facebook.com/kmtech.id LinkedIn:https://www.linkedin.com/company/kmtek
Comments